SERANG, EKBISBANTEN.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mengadakan rapat di Gedung BPBD Provinsi Banten pada Kamis (9/2/2023).
Rapat tersebut membahas terkait data dan informasi kawasan rawan bencana di provinsi Banten tahun 2023.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana terkait informasi dan edukasi dari rapat itu disampaikan kepada para Camat dan Kepala Desa. Sehingga nantinya mereka akan kembali menyampaikannya kepada masyarakat.
“Informasi rawan bencana nanti prosesnya melalui Kades atau Camat lalu disampaikan pada masyarakat,” ungkapnya usai menghadiri peringatan hari pers, Kamis sore (9/2/2023).
“Bagaimana evaluasi sejak dini kalau terjadi tentunya, imbauan kepada masyarakat agar menghindari juga adanya hoax yang membuat masyarakat panik,” sambung Nana.
Selanjutnya, Nana mengatakan, pihaknya mendatangkan langsung dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memberikan pengetahuan dasar kepada Camat atau Kades.
“Kita datangkan langsung dari BMKG tentang bagaimana situasi yang menimbulkan terjadi gempa, tsunami karena memang di Lebak itu hari-hari kemarin terjadi gempa,” terangnya.
Rapat koordinasi itu juga melibatkan BPBD se-provinsi Banten, karena memang terkait dengan kelembagaan kemudian penanganan serta peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada masing-masing Kabupaten/Kota. Standar Pelayanan Minimal untuk urusan kebencanaan pun tak luput dibahas dalam rapat itu.
Kemudian, Nana mengakui bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait.
“Ya tentu fungsi kita koordinasi termasuk tadi edukasi persiapan-persiapan personil dan peralatan, serta melakukan pemetaan kekuatan dengan stakeholder Kabupaten/Kota dan juga lainnya jika memiliki peralatan pendukung,” ujarnya.
“Karena BPBD sendiri terbatas kalo untuk kewenangan bencana ini, bencana kewenangan kita semua termasuk peran dari media elektronik maupun cetak memberikan informasi cepat dari masyarakat maupun kepada pemerintah,” imbuh Nana.
Lebih lanjut, Nana mengimbau agar masyarakat tidak panik dan selalu cermat melihat tanda-tanda bencana alam seperti gempa yang menimbulkan tsunami.
“Kita lihat dahulu berapa skalanya, misalnya gempa tektonik kedalamannya juga berapa. Jika itu gempa ditambah gejala alam, misal surut tuh (air laut-red) berapa kilometer baru kita bisa ambil kesimpulan dan masyarakat harus waspada. Intinya tenang, jangan panik, dapatkan info valid,” pungkasnya.***