Jumat, 18 Oktober 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Cegah Penyebaran LSD Semakin Meluas, Distan Banten Ajukan 5.000 Dosis Vaksin

and

| Senin, 6 Februari 2023

| 12:23 WIB

Distan Banten
Kabid Keswan Distan Provinsi Banten dan Kesmavet Kabupaten Tangerang juga Balai Veteriner Kementrian Pertanian mengambil sampel ternak sapi yang diduga terjangkis LSD. (FOTO: DOK. DISTAN BANTEN).

EKBISBANTEN.COM – Kasus Lumpy skin diseses (LSD) mulai menyerang beberapa hewan ternak sapi di kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Untuk mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus pox itu semakin meluas, Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten mengajukan sebanyak 5.000 dosis vaksin.

Hal itu diungkapkan oleh Ari Mardiana selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kabid Keswan Kesmavet), saat dihubungi Ekbisbanten.com, Senin (6/2/2023).

“Kita mengajukan vaksin ke pusat sebanyak 5.000 dosis untuk tahap pertama dan rencananya pusat akan mengirimkan vaksin tersebut hari ini sebanyak 800 dosis,” katanya.

Diketahui, kasus LSD di Banten ditemukan pada 20 Januari 2023 lalu. Mendapatkan indormasi tersebut, Ari mengaku, pihaknya langsung cepat tanggap untuk pencegahan penyebaran penyakit ini.

“Tanggal 20 januari 2023 ada ternak yang menunjukan gejala klinis LSD di Kabupaten Tangerang dan kita segera turun untuk melaksanakan penanganan dan pencegahan penyebaran,” ujarnya.

“Bersama Kabid Keswan dan Kesmavet Kabupaten Tangerang juga Balai Veteriner Kementrian Pertanian. Sampel terhadap 9 ekor ternak dari 11 ekor yang ada. Dari hasil pengambilan sampel dinyatakan positif LSD 2 ekor oleh Balai Veteriner Kementan,” sambung Ari.

Lebih lanjut, Ari menuturkan hewan ternak yang terjangkit sebenarnya bukan berasal dari provinsi Banten, melainkan hewan ternak yang melintas dari Jawa Tengah.

“Sebenarnya sapi lalu lintas dari Jawa Tengah yah,” terangnya.

Dalam penjelasannya, dampak kerugian ekonomi berupa kehilangan pendapatan yang dirasakan oleh penyakit ini meliputi kehilangan produksi susu, keguguran serta kulit yang rusak.

Ari juga menegaskan bahwa penyakit ini tak menular kepada manusia.

“Bersyukurnya penyakit ini tidak bersifat zoonosis, tidak menular pada manusia,” tegasnya.***

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top