Jumat, 18 Oktober 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Simposium Untirta Bahas Pemanfaatan Geotermal di Wilayah Banten

Admin

| Rabu, 19 Oktober 2022

| 19:06 WIB

Rektor Untirta, Danrem 064/MY, para pemateri, undangan dan peserta simposium.

KOTA SERANG, EKBISBANTEN.COM – Simposium bertajuk pemanfaatan panas bumi di Desa Batu Kuwung, Kabupaten Serang digelar di Ruang Multimedia Untirta Sindangsari, Rabu (19/10/2022).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Danrem 064/MY Brigjen TNI Tatang Subarna, Rektor Untirta Prof. Fatah Sulaiman, Dandim 0602/Serang Fajar Catur Prasetyo, Kepala Kecamatan Padarincang Raden Galih, serta tokoh dan masyarakat Padarincang.

Dalam sambutannya, Rektor Untirta Prof. Fatah Sulaiman menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada para undangan dan peserta simposium yang berkenan hadir.

“Untirta sebagai institusi akademik tentu memiliki kewajiban moral dan tanggungjawab untuk mengedukasi masyarakat,” katanya.

“Karena itu Untirta harus menjadi menara air khususnya bagi masyarakat sekitar kampus dan Indonesia. Mudah-mudahan kami dapat selalu memberikan manfaat,” sambung Prof. Fatah.

Sementara itu, dalam pemaparannya, pakar geotermal dari FMIPA Universitas Indonesia, Assc. Prof. Yunus Daud mengatakan, geotermal sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Ia menyebut banyak negara yang ingin memiliki geotermal tetapi tidak banyak seperti di Indonesia.

“Banyak negara yang ingin memiliki geotermal tapi tidak memiliki, kalau pun ada tapi tidak sebanyak Indonesia. Kita patut bersyukur dengan memiliki geotermal, bahkan di bawah laut pun belum tersentuh,” ungkap Yunus Daud saat pemaparan.

Dikatakan dia, pernah Negara Belanda mencoba untuk membuat geotermal, bahkan menggali hingga 30 ribu meter akan tetapi tidak menemukan air panas.

“Sangat susah di Belanda, sudah menggali 30 ribu meter namun tidak ada air panas,” jelasnya.

“Selain Belanda pernah juga Negara Prancis, German, Polandia dan negara-negara Eropa dan juga sebagian besar Asia dan Australia belum ada yang seperti Indonesia dan mereka tergolong low temperature system,” tambahnya.

Diketahui bahwa geotermal atau panas bumi adalah terminologi umum yang menggambarkan perpindahan panas alami dalam suatu volume tertentu dari lapisan kerak bumi dimana panas dipindahkan dari sumber panas ke pembuang panas biasanya permukaan bumi.

Adapun karakteristik geotermal di Indonesia berada pada dataran tinggi, reservoir terletak sangat dalam dari 1-3 kilometer, reservoir tersembunyi, struktur geologinya komplek, banyak terletak diwilayah hutan dan terkadang berada di lintas administratif.

Sedangkan untuk manfaat energi geotermal, lanjut dia, bisa dimanfaatkan untuk pemanfaatan tidak langsung seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi atau PLTP dan pemanfaatan secara langsung.

Di tempat sama, Dosen Fakultas Teknik Untitra Agung Sudrajad menambahkan bahwa, potensi energi geotermal di Provinsi Banten ada banyak karena ada gunung api di Provinsi Banten.

“Geothermal di Banten itu banyak seperti di Rawa Danau dengan kekuatan 115 megawatt, Batu Kuwung 170 megawatt, Gunung Karang 170 megawatt, Citaman Gunung Karang 20 megawatt, Pulosari 100 megawatt, Gunung Endut 225 megawatt dan Pemancalan 225 megawatt,” katanya.

Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2017 tentang panas bumi merupakan energi ramah lingkungan yang potensinya besar dan pemanfaatannya belum optimal sehingga perlu didorong dan ditingkatkan secara terencana dan terintegrasi guna mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.***

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top