Ia menilai, BPR Serang sebagai lembaga keuangan yang fokus pada pasar lokal di Kabupaten Serang, harus melakukan inovasi serta punya kegesitan (agility), supaya tidak tersaingi oleh bank-bank berskala nasional.
“Karena skala ekonominya kecil jadi ( BPR Serang-Red) susah untuk berkembang, jangan cuma punya alat lebih canggih tapi masih sama seperti kemarin-kemarin,” kata Bambang dalam acara Ngobrol Santai Bersama Mitra yang digelar Pokja Wartawan Ekbispar Banten di Hotel Nunia Serang, Jumat (29/10).
Lebih lanjut, Bambang membeberkan studi sederhana bagi BPR Serang untuk menggarap segmen pasar tradisional. Ia mengatakan, jika kapitalisasi para pedagang di pasar tradisional dihimpun, hal tersebut bisa menjadi lahan basah baru bagi BPR Serang untuk meraup pendapatan lebih tinggi lagi.
“Semua pedagang sudah punya android, belum lagi para generasi milenial yang berdagang itu banyak, kredit di pasar itu kapitalisasinya besar,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama BPR Serang Adjat Gunawan mengatakan, selama digitalisasi berkembang pihaknya terus melakukan upaya pembuatan aplikasi BPR Serang guna memudahkan transaksi di masyarakat tingkat desa.
“Sejak tahun 2019 kita sudah mulai melakukan perbaikan layanan, kemudian tahun 2020 melakukan migrasi data dan itu memberikan efek yang signifikan bagi BPR,” ujarnya.
Tercatat, selama tahun 2021 BPR Serang mampu memberikan kontribusi dividen kepada Pemkab Serang sebesar Rp4,57 miliar serta penyaluran kredit sebesar Rp500 miliar terhadap 700 UMKM.
Turut hadir sebagai narasumber acara Ngobrol Santai Bersama Mitra, Asda III Kabupaten Serang Ida Nuraida serta Relationship Officer Institusi Bank BJB KCK Banten Lely Yusnida.(Raden/Ismet)
]]>