SERANG, EKBISBANTEN.COM – Badai pandemi Covid-19 yang menerpa Negara Indonesia sejak tahun 2020 hingga saat ini, telah melulu lantahkan sandi ekonomi masyarakat. Tak terkecuali disektor bisnis properti.
Namun, tidak semua bisnis properti mengalami gunjangan hebat akibat badai pandemi ini. Hal itu terbukti selama tenggat waktu 2020 sampai 2021 bisnis properti komersial terus mengalami perkembangan meskipun tidak signifikan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Realestate Indonesia (REI) Banten Roni Hardianto Adali mengatakan, sejak wabah Covid-19 datang ke Indonesia bisnis properti komersial tidak mengelami penurunan secara drastis. Hal tersebut lantaran, pasar yang dibidik oleh para pengusaha merupakan konsumen kalangan menengah keatas.
Kalangan tersebut, menurut Roni, secara ekonomi tidak begitu terganggu akan adanya badai pandemi ini. Sehingga menyebabkan, tren penjualan perumahan tidak begitu anjlok alias terbilang stabil. Kendati demikian, tidak semua daerah di Banten tren penjualan rumah komersial stabil.
“Kalau yang komersial yang harga Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar itu tetap stabil karena ekonomi konsumennya tidak terlalu terganggu dan itupun hanya di daerah Tanggerang Raya,” kata Roni saat dikonfirmasi awak media, Rabu (21/7).
Sebaliknya, dikatakan Roni, penjualan rumah bersubsidi justru turun sebesar 30 persen selama kurun waktu 2021. Anjloknya tren penjualan tersebut merupakan dampak dari meningkatkan tren lonjakan kasus positif Covid-19 yang menyebabkan dikeluarkan kebijakan PPKM.
“Awal Januari 2021 bisnis properti mulai ada peningkatan. Cuma sebelum lebaran tren lonjakan kasus positif Covid-19 meningkat kemudian muncul kebijakan PPKM dan ini membuat kembali drop,” ujarnya.
Angka tersebut, dijelaskan Roni, belum seberapa dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, penurunan penjualan pada tahun 2020 mencapai angka 70 persen. “Penurunan perkembangan itu sekitar 30 persen untuk di tahun 2021. Tapi tahun 2020 lebih parah Penurunannya mencapai 70 persen,” jelasnya.
Untuk memulihkan target penjualan, para pengusaha atau pengembangan perumahan melakukan berbagai cara trik penjualan. Salah satunya dengan mengadakan promosi besar-besaran. “Untuk mengantisipasi ke anjloknya itu para pengembang melakukan promo gede-gedean. Adanya yang cuma down payment (DP) Rp1 juta dan lainnya. Itu dilakukan untuk menarik minat konsumen,” tutupnya. (mg-ocit)
]]>