“Kalau saya lihat secara pertumbuhan ekonomi secara angka statistik sudah ada menggeliat kearah perbaikan, dari -7,27 awal pandemi kemudian, -5,32, ke – 3,92 dan kuartal ke I 2021 sebesar -0,39,” kata Hady kepada Ekbisbanten.com, Minggu (9/4).
Akademisi Untirta ini juga mengatakan, menggeliatnya perekonomian pada kuartal ke II 2021 nanti, ditopang dari aktivitas Lebaran yang mulai mengalami peningkatan mobilitas dibandingkan tahun lalu.
Baca juga: Triwulan I 2021, Ekonomi Banten Masih Kontraksi 0,39 Persen
“Teman saya yang di Tanah Abang saja mengaku banyak pesanan, dibanding tahun lalu yang lesu, namun masih perlu ada kehati-hatian (penerapan prokes kesehatan),” katanya.
Hady melihat, sektor transportasi, pertambangan dan pengalian, serta jasa perusahaan mengalami kontraksi yang cukup tinggi, sehingga membawa pertumbuhan ekonomi Banten kearah negatif.
“Artinya lini sektor Banten (industri pengolahan) yang berkontribusi 31 persen terhadap pertumbuhan ekonomi ini tumbuh negatif,” katanya.
Untuk mendongkrak perekonomian Banten juga kata Hady, diperlukan dorongan terhadap sektor transportasi yang mengalami kontraksi paling dalam yakni 22,93 persen.
“Semoga kondisi ekonomi yang menggeliat ini bisa kita jaga, pemerintah bisa lebih fokus pada sektor produktif untuk ada pemulihan. Namun tetap mempertimbangkan faktor kesehatan disamping pemulihan itu,” tutup Hady. (Raden)
]]>