Bursa Efek Catat Emisi Obligasi dan Sukuk Mencapai Rp65,43 Triliun pada September 2020

- Senin, 28 September 2020

| 13:19 WIB

EKBISBANTEN.COM – Selama periode 21–25 September, Bursa Efek Indonesia mencatatkan 1 (satu) obligasi, yaitu Obligasi Berkelanjutan IV Pegadaian Tahap III Tahun 2020 (Obligasi Tahap III) dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Pegadaian Tahap III Tahun 2020 (Sukuk Tahap III) yang diterbitkan oleh PT Pegadaian (Persero) pada Rabu (23/9).


Obligasi Berkelanjutan IV Pegadaian Tahap III Tahun 2020 dicatatkan dengan nilai nominal Rp2,42 triliun, sedangkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Pegadaian Tahap III Tahun 2020 dicatatkan dengan nilai nominal Rp835 miliar.

Hasil pemeringkatan untuk Obligasi Tahap III adalah idAAA dan Sukuk Tahap III adalah idAAA(sy) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.

Bursa Efek Indonesia mengumumkan dengan pencatatan obligasi Pegadaian tersebut, maka nilai total obligasi dan sukuk sepanjang 2020 hingga akhir pekan lalu betambah jadi 81 emisi dari 53 emiten senilai Rp65,43 Triliun.

“Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 462 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp441,34 triliun dan US$47,5 juta, diterbitkan oleh 127 emiten,” ungkap BEI dalam keterangannya dikutip (28/9/2020).

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 108 seri dengan nilai nominal Rp3.329,33 triliun dan US$400 juta. Adapun untuk efek beragun aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp7,4 Triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, sebelumnya menyatakan realisasi defisit anggaran pendapatan belanja negara (APBN) hingga akhir Agustus 2020 mencapai Rp500,52 triliun atau sekitar 3,05 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Realisasi pembiayaan anggaran hingga Agustus 2020 sudah mencapai Rp667,81 triliun.

Nilai itu utamanya bersumber dari pembiayaan utang.

Realisasi pembiayaan utang hingga akhir Agustus 2020 mencapai Rp693,61 triliun, yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) neto Rp671,65 triliun dan pinjaman neto Rp21,96 triliun. Nilai pembiayaan SBN itu melonjak 131 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, nilai tersebut baru merealisasi 57,2 persen dari target Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 72 Tahun 2020.

“Ini kenaikan yang luar biasa untuk SBN kita yaitu 131 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp290,7 triliun. Beban APBN kita luar biasa berat, dan ini terlihat dari sisi pembiayaannya,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara daring (22/9/2020). (*/Raden/Bareksa.com)

]]>
Editor: Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top