EKBISBANTEN.COM – 116 tahun silam tepatnya 10 Oktober 1907, telah lahir Jenderal TNI Gatot Subroto yang menorehkan banyak prestasi dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia.
Namanya tak asing dan cukup familiar di telinga kita. Bahkan, namanya diabadikan lewat penyematan fasilitas umum di Indonesia.
Di balik itu, sosok Jenderal TNI Anumerta Gatot Subroto merupakan tokoh pejuang yang di angkat menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tanggal 18 Juni 1962.
Karier Singkat Gatot Subroto
Melansir infobiografi.com yang dikutip Ekbisbanten.com pada Selasa 10 Oktober 2023, saat sang Jenderal sejak kecil telah menunjukan sikap seperti seorang pemimpin.
Sifat pemberani, tegas, tanggung jawab dan pantang atas kesewenang-wenangan. Sifat itu terbawa sampai liang lahat pada pria yang lahir di Banyumas itu.
Sifat itu ia terlihat ketika dirinya masih bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), karena berkelahi dengan anak Belanda, Ia lantas dikeluarkan dari sekolah.
Kemudian, Ia masuk ke Holands Inlandse School (HIS) dan menyelesaikan pendidikan formalnya disana. Setelah lulus dari HIS, Ia tidak melanjutkan pendidikannya dan ia memilih bekerja sebagai pegawai.
Namun menjadi pegawai tidak memuaskan jiwanya, ia keluar dan pada tahun 1923 Ia masuk ke sekolah militer di Magelang.
Dalam karier militernya, kepemimpinannya makin terasah. Ia sempat menjadi sersan kelas II saat penugasan di Padang Panjang selama lima tahun.
Gatot Subroto lalu dikirim ke Sukabumi untuk mengikuti pendidikan lanjutan, pendidikan masose.
Dalam pendidikan militernya, Gatot Subroto bergabung dengan KNIL (Tentara Hindia Belanda. Dalam KNIL, Gatot belajar cara dan bersikap layaknya tentara.
Lalu era penjajahan Jepang pun datang. Gatot bergabung dalam pendidikan PETA. Usai menamatkan pendidikan, ia ditunjuk menjadi komandan kompi di tempat kelahirannya, Banyumas sebelum akhirnya diangkat menjadi komandan batalyon.
Berlanjut pada masa mempertahankan kemerdekaan, Gatot memutuskan masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan kariernya berlanjut hingga menjadi Panglima Divisi II, Panglima Corps Polisi Militer, dan Gubernur Militer Daerah Surakarta.
Prestasi Gatot Subroto
Di samping menjadi suri teladan, Jenderal satu ini dikenal dengan sikap peduli terhadap golongan pribumi yang tertindas.
Adapun prestasi yang pernah ditorehkan Gatot Subroto seputar dirinya masih bergerlut dengan dunia kemiliteran.
Saat itu, TKR cikal bakal TNI yang dipimpin Kolonel Sudirman, jabatan Gatot sebagai Kepala Siasat dan berganti menjadi Komandan Divisi dengan pangkat Kolonel.
Tercatat pangkatnya meningkat usai berhasil dalam pertempuran Ambarawa.
Berlanjut di tahun 1948. Kala itu pecah Peristiwa Madiun atau Madiun Affairs yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan TKR.
Pemberontakan tersebut berakhir dengan baik yang diatasi oleh TKR di bawah kepemimpinan Gatot Subroto.
Pemberontakan lain terjadi di Sulawesi Selatan oleh Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang dipimpin oleh Kahar Muzakar pada tahun 1952.
Gatot Subroto berhasil membawa kabar kemenangan memberantas pemberontakan itu dengan siasat dan berhasil membujuknya kembali pada barisan TKR.
Atas keberhasilannya, Gatot Subroto diganjar menjadi Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro.
Pemberontakan lain terjadi di Sumatera dan Sulawesi Utara yang dikenal Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia-Perdjuangan Rakjat Semesta (PRRI/Permesta). Lagi-lagi berhasil ditumpas oleh Gatot Subroto.
Terakhir Jenderal yang dikenal tegas itu menghembuskan nafas terakhir pada 11 Juni 1962 di usia 54 tahun. Pangkat terakhir yang disandangnya ialah Letnan Jenderal.
Sang Jenderal yang dikenal gila dan tak sungkan berkata kasar pada bawahannya itu di istirahatkan di Desa Mulyoharjo, Ungaran, Jawa Tengah.
Itulah sekilas sosok Jenderal TNI Gatot Subroto. Di balik kisahnya, perlu bagi anak bangsa untuk meneladani Sifat-sifatnya.